Kesaksian
Gereja Melalui Evanglisasi, KKI dan KKR
Pengertian
Teologi Praktika
Istilah
teologi berasal dari dua kata Yunani, yaitu Theos dan Logos. Theos berarti Tuhan
dan Logos berarti kata, wejangan, atau ajaran. Dengan demikian, secara sempit
teologi dapat didefenisikan sebagai ajaran Tuhan.[1]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Praktika merupakan cara untuk
melakukansesuatu denagn secara nyata apa yang dimaksud dengan teori. Jadi dapat
disimpulkan bahwa teologi praktika suatu bidang ilmu yang hidup, dirangsang dan
dibangkitkan oleh perkembangan dalam bidang-bidang lain oleh perkembangan dalam
kehidupan gereja.[2]
Pengertian
Evanglisasi
Evanglisasi
berasal dari kata kerja Yunani evangelizein
dan menjadi kata benda evangeliom yang berarti kabar kesukaan,
kabar kesukaan tentang kedatangan kerajaan Allah oleh perbuatan Yesus Kristus.
Evanglizein sama dengan kerussein yang berarti memproklamasikan (memberitakan
berita keselamatan).[3]
Evanglisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan yang dilakukan oleh gereja.
Namun evanglisasi, memiliki arti yang berbeda pada benua-benua tertentu. Di
Amerika, evanglisasi merupakan pelayanan pekabaran injil dalam arti luas,
kepada semua orang, baik yang telah menjadi anggota gereja maupun yang belum.
Sedangkan di Eropa khususnya di Belanda dan jerman umumnya menganggap
evanglisasi sebagai pelayanan pekabaran injil dalam arti yang sempit: di
tujukan pada anggota gereja yang sesat, dimana mereka akan di pimpin untuk kembali ke dalam gereja yang
benar.[4]
Latar
Belakang Evanglisasi
Kemunculan
Evanglisasi diakibatkan adanya kemerosotan kehidupan kekristenan di Eropa.
Dimana jemaat meninggalkan gereja dan menjadi ragu-ragu. Maka terbentuklah
sebuah misi yang diberi nama Innere Mission yang dipelopori oleh Wichern.
Innere Mission memulai pekerjaanya dengan mendirikan sebuah sekolah untuk
menolong pemuda-pemuda yang di sia-siakan di Hamburg. Bidang cakup Innere
Mission bukan saja bergerak pada bidang pemberitaan injil tetapi juga di
berbagai pekerjaan sosial Kristen seperti perbaikan keadaan rumah tempat
tinggal, perhimpunan-perhimpunan buruh, dan banyak yang lainya.[5]
Cara-cara
Kesaksian Gereja Melalui Evanglisasi
Adapun bentuk dan
caranya ialah:
a. Pengkabaran
Injil kedalam: Pembinaan gereja dilakukan untuk mendewasakan iman warga gereja.
Dimana ada dua kategori kehidupan orang Kristen tang harus diwaspadai yaitu
Kristen tradisional dan Kristen formalitas, cara kesaksian ini yaitu salah
satunya ialah, Pembinaan Warga gereja (PWG): upaya berencana dan sistematik
yang dilakukan gereja ataupun lembaga gereja itu sendiri untuk memampukan
warganya memahami dan menerapkan imanya terutama dalam menjawab pergumulan
pribadinya maupun persoalan actual dalam masyarakat di sekitarnya. Memampukan
warga jemaat untuk memberlakukan apa yang dikehendaki Allah setiap saat dan
dalam semua dimensi kehidupan. Dalam bidang ini perhatian terarah pada bagaiman
membangun dan membina jemaaat sehingga menjadi semakin menyatakan hidupnya
sebagai tubuh Kristus.[6]
b. Pengkabaran
Injil Keluar: pengkabaran dengan cara ini ditujukan kepada semua bangsa karena
keselamatan itu untuk semua manusia. Seperti seorang misionaris yang
menyebarkan berita keselamatan.[7]
1.
Evanglisasi
sebagai tugas Gereja
Pelayanan evanglisasi tidak boleh diserahkan saja kepada
inisiatif-inisiatif anggotanya, tetapi sebaliknya gereja sendiri yang harus
menjalankannya. Oleh kesadaran itu pelayanan evanglisasi berangsur-angsur
mengalami perubahan struktur dan bentuk. Pimpinannya berpindah dari tangan
“pengurus” ke tangan majelis jemaat/gereja. Bidang pekerjaannya bertambah luas,
ia tidak terbatas lagi pada bidang-bidang sebelumnya (perhimpunan-perhimpunan
sekolah minggu, pemuda-pemudi , pekerja social diantara orang miskin,
orang-orang hukuman, dan sebagainya), tetapi mencakupi juga pada bidang-bidang
lain. Berhubungan dengan itu gereja dalam pekerjaan evanglisasinya pada waktu
in, harus mengusahakan bentuk-bentuk dan cara-cara baru yang dapat
mengkomunikasikan berita injil kepada orang-orang yang merupakan objek dari
pekerjaannya.
2.
Evanglisasi
sebagai tugas anggota jemaat
Yang dimaksudkan dengan gereja bukan hanya
“pejabat-pejabat” saja, tetapi anggota-anggota jemaat. Mereka semuanya adalah
anggota tubuh Kristus. Mereka semua terpanggil untuk tugas dan tanggung jawab
yang sama, karena mereka semua menerima charisma (karunia) dari Roh yang sama.
Jadi tidak ada yang terkecuali, laki-laki dan wanita, yang tua dan yang muda,
yang kaya dan yang miskin, yang terpelajar dan yang tidak terpelajar, pendeknya
semua kategorinya, dimana anggota-anggota jemaat dapat digolongkan, terpanggil
untuk menjadi pelayan dibidang evanglisasi.
Tujuan
Evanglisasi
Tujuan Evanglisasi adalah untuk mewartakan kasih Allah
yang menyelamatkan, yang menjadi nyata dalam Yesus Kristus.[9]
Bukan itu saja tujuan evanglisasi ialah upaya orang Kristen melayangkan kabar
kesukaan Yesus Kristus kepada seseorang. Sedemikian rupa sehingga ia berpaling
dari dosa-dosanya dan percaya kepada Allah melalui anak-Nya Yesus Kristus
dengan kuasa Roh kudus. Dan tujuan akhir dari evanglisasi mengupayakan
pendengaran supaya bertobat dan menyerahkan diri kepada Kristus, dan
melayaninya sebagai Tuhan dala persekutuan orang percaya.[10]
KKI
Pengertian
KKI
Injil adalah kabar baik untuk semua orang, jalan
keselamatan bagi mereka yang percaya. Keselamatan adalah anugerah Tuhan tetapi
kasih karunia yang diberikan secara Cuma-Cuma itu hanya efektif diterima dalam
iman. Maka dari itu individu harus bertumbuh dalam iman dan berubah
kehidupannya. KKI atau kebaktian kebangunan Iman merupakan suatu wadah untuk
membangkitkan jiwa-jiwa yang telah jauh dari Kristus. Melalui kebaktian
kebangunan iman yang menjuru pada kepercayaan kepada Yesus Kristus sebagai
dasar pemulihan.[11]
Kebaktian kebangunan iman
bertujuan untuk membangun iman, yakni iman sejati. Selamanya terfokus pada
kehendak Allah, bukan pada keinginan manusia. Itu adalah percaya kepada Allah,
percaya pada janji-janji-Nya dan berbuat sesuai dengan firman-Nya. Iman kita
bertumbuh sementara kita mendengarkan Firman Tuhan dan memperaktikannya.
Membuka pikiran kita kepada pengajaran-pengajaran Firman Tuhan membangun iman ,
dan melakukan apa yang Allah inginkan.
·
Iman
dan firman adalah dasar dari kebngunan rohani seseorang. Iman mendorong kita
untuk membaca firman Tuhan, dan membuat kita menerima dan melaksanakan apa yang
tertulis dalam firman Tuhan itu. Jadi, selain membaca firman kita juga harus
melatih iman melalui perbuatan.
·
Iman
sejati iu lebih dari sekedar percaya tapi juga berbuat sesuai dengan
kepercayaan yang ditumbuhkannya dalam hati kita. Meskipun setiap permohonan
kepada Tuhan harus didasarkan pada iman, namun iman mempunyai fungsi yang jauh
lebih luas dari itu. Iman mempengaruhi tabiat dan pola hidup kita.
·
Kerohanian
kita bertumbuh bersama iman dan firman. Lebih sering kita membaca dan
menyelidik Firman Tuhan, semakin besar dan kukuh iman kita bertumbuh.
Kebangunan rohani akan menjadi pengalaman setiap hari dari setiap orang yang
rajin membaca Firman Tuhan dan tekun memelihara pertumbuhan imannya.
Pengertian
KKR
Kata di dalam Alkitab yang dekat dengan “kebangunan
rohani” adalah “menghidupkan kembali” atau “bangun lagi” yang berasal dari kata
dalam bahasa ibrani “chayah”, dimana
akar kata aslinya adalah “HIDUP”. Kata ini juga di terjemahkan sebagai
“memelihara”, “melindungi agar tetap hidup”, “mempercepat”, “memulihkan”, dan
“menjadikan utuh”.[13]
Sedangkan menurut Dictionary of
Christianity in America dari IVP,
kebangunan rohani adalah sesuatu gerakan yang mempromosikan intensitas
spiritual periodij dalam kehidupan gereja, dimana dalam jangka waktu itu
orang-orang yang belum diubahkan datang datang kepada Kristus, dan orang-orang
yang telah di ubahkan digoncang keluar dari kelesuan spiritual mereka.[14]
Ciri-ciri
KKR
Secara umum, kebaktian kebangunan Rohani yang diselengarakan oleh
gereja-gereja di Indonesia memiliki persamaan ciri-ciri umum sebagai berikut :
·
Ibadah
ini biasanya diselenggarakan dengan kapasitas jumlah jemaat yang lebih besar
dari ibadah biasa, dengan persiapan yang lebih kompleks.
·
Jemaat
pada umumnya di dorong untuk berpartisipasi mengajak keluarga, sanak saudara,
maupun rekan-rekannya yang mungkin mengalami kemunduran rohani, atau belum
hidup menuruti perintah dan ajaran Tuhan untuk turut diperbaharui dan
disegarkan lagi dalam ibadah tersebut.
·
Khotbah
yang dibagikan dalam ibadah tersebut biasanya bersifat sederhana dan mudah di
mengerti, berupa dasar-dasar iman (bukan merupakan pengajaran agama yang
mendalam).[15]
Tujuan
KKR
Kebaktian Kebangunan rohani
bertujuan untuk memulihkan kebenaran dan memanggil kepada ketaatan kepada
Firman Allah. Kebangunan Rohani lebih dari sekedar ibadah besar, kegairahan
yang agamawi, bangkitnya orang-orang kudus, kepenuhan Roh Kudus atau bahkan
suatu penuaian jiwa-jiwa, dan Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia di dalam
kekudusan yang mengagumkan dan kuasa yang tak tertahankan.[16]
Kesimpulan
Dari hasil
pemamparan kami diatas, dapat disimpulkan bahwa Evanglisasi, KKI dan KKR adalah
suatu media bagi gereja untuk memproklamasikan kebradaan Allah yang kita sembah.
Dan melalui media media tersebut Kerohanian
kita bertumbuh bersama iman dan firman. Lebih sering kita membaca dan
menyelidik Firman Tuhan, semakin besar dan kukuh iman kita bertumbuh.
Kebangunan rohani akan menjadi pengalaman setiap hari dari setiap orang yang
rajin membaca Firman Tuhan dan tekun memelihara pertumbuhan imannya.
Daftar
Pustaka
GP Harianto, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan
Dunia Pendidikan Masa Kini, Yogyakarta: Andi,2012
Avis Paul, Ambang Pintu Teologi, Jakarta:BPK
Gunung Mulia, 2011
Abineno J. L. Ch., Jemaat Ujud, Peraturan, Susunan, Pelayanan
dan pelayan-pelayannya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1956
Abineno J. L. Ch., Sekitar Teologi Praktika II, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1980
Ismail Andar, Ajarlah mereka melakukan, Jakarta: BPK
Gunung Mulia,2009
Mojau B. F. Drewes
& Julius, Apa Itu Teologi? Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2012
Komisi Kateketika KWI, Katekese Umat dan Evanglisasi Baru, Yogyakarta : KANISIUS, 1995
Elis D.W., Metode
Penginjilan, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993
Simanjuntak B.A, Pemikiran
Tentang Batak, Pematang Siantar: HKBP, 1986
David Jonathan, Menangkap
Gelombang Kebangunan Rohani, Jakarta: Nafiri Gabtiel, 2003
Rabey Steve, Kebangunan
Rohani Di Brownsville, Jakarta: Adonai Publishing, 1999
Sumber Lain
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebaktian_kebangunan_rohani diakses pada sabtu 10 Febuari 2018 Pukul 15.23 WIB
http://1firmantuhan.blogspot.co.id/2013/07/peran-alkitab-dan-iman-kebangunan-iman.html
diakses pada tanggal 10
Febuari 2018 pukul. 14:49 WIB
[1]Harianto
GP, Pendidikan Agama Kristen dalam
Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa Kini, (Yogyakarta: Andi,2012), 224
[2]Paul
Avis, Ambang Pintu Teologi,
(Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2011), 137
[3]J.
L. Ch. Abineno, Jemaat Ujud, Peraturan,
Susunan, Pelayanan dan pelayan-pelayannya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1956), 116
[4]J.
L. Ch. Abineno, Sekitar Teologi Praktika
II, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980), 165
[6]Andar
Ismail, Ajarlah mereka melakukan,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia,2009), 233
[7]B.
F. Drewes & Julius Mojau, Apa Itu
Teologi? (jakrta: BPK Gunung Mulia, 2012), 143
[8] J.L.Ch. Abineno, Sekitar Teologi praktika II, 175
[9] Komisi Kateketika KWI, Katekese Umat dan Evanglisasi Baru,
(Yogyakarta : KANISIUS, 1995), 64
[10] D.W. Elis, Metode Penginjilan,(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993),
177-118
[11] B.A. Simanjuntak,Pemikiran Tentang Batak, (Pematang
Siantar: HKBP, 1986), 137
[12] http://1firmantuhan.blogspot.co.id/2013/07/peran-alkitab-dan-iman-kebangunan-iman.html diakses pada tanggal 10 Febuari 2018 pukul.
14:49 WIB
[13] Jonathan david, Menangkap Gelombang Kebangunan Rohani,(Jakarta: Nafiri Gabtiel,
2003), 1
[14] Steve Rabey, Kebangunan Rohani Di Brownsville,(Jakarta:Adonai Publishing,1999),
62
[15] https://id.wikipedia.org/wiki/Kebaktian_kebangunan_rohani diakses pada sabtu 10 Febuari 2018
Pukul 15.23 WIB
[16] Jonathan david, Menangkap Gelombang Kebangunan Rohani,6-7
Komentar
Posting Komentar